Senin, 23 September 2013

I love him more

Sabtu kemarin, My-Mas ngajak aku menjenguk salah satu budenya yang sedang diopname di rumah sakit. Kebetulan aku sudah pernah bertemu dengan budenya belum lama ini. Setelah muter-muter cari anteran untuk dibawa ke rumah sakit dan berakhir dengan membeli roti-rotian di Hollan Bakery, akhirnya kita sampai di Rumah Sakit Bella di daerah Bekasi.

Ada satu hal yang bikin aku senyum-senyum terus sampai sekarang. Sore itu, aku melihat bagaimana perhatiannya si My-Mas kepada budenya. My-Mas memegang tangan dan kening budenya untuk memeriksa suhu tubuhnya. Membetulkan selimut dan posisi tidur budenya. Mengajak mengobrol dan bertanya-tanya tentang kondisinya, obat yang diberikan dokter, dan memberi dukungan supaya budenya mau makan.

Melihat perhatian yang diberikan kepada My-Mas membuatku teringat suatu peristiwa beberapa tahun yang lalu, sewaktu kita masih berteman, belum pacaran. Aku ingat sore itu, aku dan beberapa teman sedang duduk-duduk di depan ruang kelas dan mengobrol, bercanda. Lalu My-Mas dan beberapa teman yang lain datang dan bergabung dengan kami. Lalu My-Mas datang menghampiri seorang teman, perempuan, sebut saja namanya Tita. 

"Tita udah sembuh? Lagi sakit, kan?" tanya My-Mas kepada Tita yang duduk di atas tangga.

"Udah kok, enakan. Ini makanya udah bisa ke kampus," jawab Tita.

Lalu kulihat My-Mas mengulurkan tangannya ke kening Tita untuk memeriksa suhu badannya. 

Ada yang beda dari cara My-Mas saat memegang kening Tita. Ada perhatian. Ada kelembutan. Entah lah. Yang pasti beda.

Saat itu, di tengah keramaian teman-teman lain yang sibuk mengobrol dan bercanda, hal yang dilakukan My-Mas tidak menarik perhatian. Lagipula, kita sesama anak KMK memang dekat dan sudah biasa toyor-toyoran. Kontak fisik sudah biasa di antara kami. Maksudku, kami memang perhatian di antara kelompok KMK kami dan apa yang dilakukan oleh My-Mas ke Tita sebenarnya biasa saja. Hanya perhatian kepada teman. Aku pun tahu hal itu. 

Tapi ada yang beda dengan yang dilakukan My-Mas saat itu.

Membuatku cemburu.

Entah kenapa, saat itu aku ingat sekali, aku kepengen menjadi Tita, yang diberi perhatian sama My-Mas.

Padahal kan waktu itu kita 'hanya berteman'. Aku tidak tahu soal perasaan My-Mas saat itu. Aku pun tidak pernah punya intensi suka kepada dia. Tapi entah kenapa, aku melihat My-Mas saat itu manisssss sekali. Dan sepertinya untuk beberapa detik, aku sempat jatuh cinta padanya. Hahaha.

Hanya sebentar saja, dan dunia kemudian berjalan seperti biasa. 

Aku baru teringat peristiwa sore itu  lagi saat kita sudah pacaran dan saling mengulik perasaan satu sama lain. Kukatakan padanya aku belum punya perasaan suka apapun kepadanya, tapi entah kenapa perhatiannya yang diberikan pada Tita sore itu membuatku cemburu. Mungkin itu pertanda.

Kemudian hari Sabtu kemarin, melihat My-Mas memberi perhatian kepada budenya, membuatku teringat peristiwa itu lagi. Bukan cemburu yang kurasakan. Tapi terharu. Ada sesuatu yang beda. My-Mas yang cenderung cuek orangnya dan suka dikomplain keluarganya karena kecuekannya itu, ternyata sebenarnya sangat perhatian. My-Mas bisa menunjukkan gesture dan kontak fisik yang pas untuk membuat seseorang merasa nyaman. My-Mas itu manis sekali. Aku suka.

Aku jatuh cinta lagi padanya sore itu. Aku makin jatuh cinta pada si My-Mas.

Aku membayangkan nanti saat kita sudah menikah, aku sakit dan terbaring lemah, ada si My-Mas yang dengan manis dan penuh perhatian merawatku. Ah, tidak perlu sakit juga sih, aku hanya ingin diberi perhatian melulu oleh My-Mas. Hehe. 

Intinya sih, My-Mas itu bikin aku meleleh. Tatapan matanya. Ahhhhhh....

I love him more and more and more and more.......