Minggu, 20 Oktober 2013

A Weird Dream about Doomsday

Saya tahu kalau saya ini punya bakat mimpi aneh. Umur sudah mau 26 tahun tapi mimpinya masih 'ajaib' banget. Tentang pasukan alien (berupa semut-semut hitam) yang menyerang bumi, tentang jadi juri World's Top Models, atau yang semi2 horror tentang seorang anak kecil laki-laki yang membunuh keluarganya (si anak cowok ini bunuh ayah ibu-nya kecuali adek perempuannya yang kelewat karena dipikir udah mati waktu digantung). Sumpah horror banget. Padahal saya bukan penikmat film2 seperti itu. Sampai saking seringnya saya mimpi aneh begini, adik saya sering bilang 'bikin film aja, mak. ceritanya bagus tuh dijual.' hahaha.

Ok, jadi post kali ini mau cerita tentang mimpi saya tadi malam. Tentang hari kiamat. Entah kenapa, tiba-tiba mimpi begini. Scene-nya juga nggak jelas, tahu-tahu saya udah ada di tengah kericuhan aja semua orang lari sana sini. 

Saya bersama sekelompok orang, kami ada berempat. 'Pemimpin' kami bertampang seperti Tom Cruise. Lalu ada satu cowok negro. Satunya lagi saya tidak ingat mukanya, tapi dia cowok bertampang oriental. Saya sendiri nggak tahu bagaimana wajah saya di dalam mimpi itu. 

Kami pun seperti warga dunia lainnya, sibuk cari keselamatan. (saya nggak tahu deh nasib keluarga saya di mimpi itu, karena saya pun nggak mikirin mereka, padahal klo kenyataan terjadi ya nggak mungkin lah ya saya nggak mikirin keselamatan mereka. namanya juga mimpi sih, diseriusin, hehe)

Target kita adalah sebuah lapangan udara, di mana di situ ada sebuah pesawat yang bisa bawa kita pergi ke luar angkasa untuk kabur dari bumi yang sebentar lagi mati. Tapi adaaaa aja halangannya. Yang kejebak macet (kayak di jakarta aja), serangan tentara pengkhianat, sampai si pemimpin yang berwajah Tom Cruise itu terluka, jadi waktu kita semakin mepet. 

Di tengah jalan, kita juga ketambahan satu orang lagi masuk di grup kita. Seorang professor gitu. Dia nggak jahat sih sebenernya, tapi temperamen. Jadi nyebelin, dan si negro hampir aja nendang dia keluar waktu roket kita lagi terbang. Saking keselnya. 

Singkat cerita (mimpinya agak amburadul), kita berhasil keluar dari atmosfir bumi, dan kita menyaksikan kiamat terjadi. Awalnya, kita masih sama-sama nggak tahu kiamat-nya seperti apa. Ada yang bilang meteor nabrak bumi, atau inti bumi meletus, tapi itu semua hanya asumsi, yang pasti kita sudah tahu, hari itu kiamat. Titik. Mbuh piye carane.

Jadi seperti inilah kiamat dalam mimpi saya.

Kutub selatan bumi kita menghilang.

Karena Kutub Selatan menghilang, air laut semakin meningkat tingginya, tapi itu tidak berdampak besar sebenarnya. Baru selama beberapa hari ke depan, kiamat mulai terjadi.

Karena Kutub Selatan hilang, medan magnet bumi kita jadi nggak seimbang. Bumi kita kacau balau. Bumi kita jadi nggak bisa menahan unsur-unsur penting yang diperlukan untuk makhluk hidup di dalamnya. Udara kita jadi nggak berguna. Atmosfir bumi berantakan. Manusia nggak bisa bernapas. Peristiwanya seperti orang yang kekunci di dalam mobil. Gerah, ngantuk, ketiduran, tahu-tahu 'lewat' gitu aja. 

Dan disinilah meweknya. Saya awalnya membayangkan kiamat yang heboh. Ledakan, kebakaran, tsunami di sana sini. Tapi yang ada, justru kiamat yang perlahan-lahan. Para manusia tidak mati serentak. Orang-orang yang lebih kuat bisa bertahan hidup lebih lama. Mereka masih sempat menemani dan me'nina bobo'-kan orang-orang yang sudah lebih dulu 'tertidur'. Suasana yang sebelumnya ricuh sebemul kiamat, berubah menjadi tenang setelah semua orang sadar seperti inilah kiatam mereka.

Kiamat yang hening.

Tanpa alien, meteor, asteroid.

Kiamat yang romantis, karena kita diberikan waktu yang cukup untuk mengucapkan salam perpisahan kepada orang-orang yang kita sayang.

Mewek banget lihat kondisi seperti ini. Saat-saat yang sangat menguras emosi. Sampai akhirnya seluruh manusia di bumi 'tertidur'.

Dan saya baru menyadari, kita ada di luar angkasa, selamat dari kepunahan. Tapi lalu tujuannya apa?
Entahlah. 
Saya keburu bangun.
Nanti kalau ada sekuelnya saya ceritakan.

Yang pasti, gara2 mimpi malam tadi, saya jadi kepikiran. Mungkin kiamat itu memang sebenarnya terjadi setiap hari. Dia datang dalam hening. Bukankah peristiwa hidup dan mati selalu terjadi? Bedanya dengan mimpi saya, kita tidak tahu kapan kiamat kita datang. Tapi sungguh, kita sebenarnya selalu diberi waktu oleh Tuhan untuk melakukan banyak hal sebelum kiamat itu datang. 

Hmm, sekali lagi entahlah. Mungkin saja mimpi tentang kiamat ini hanya sekedar mimpi random seperti yang sering terjadi. 

bukan, kiamatnya nggak heboh kayak gini di mimpi saya. (picture taken from http://channel.nationalgeographic.com/channel/episodes/doomsday/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar