Minggu, 25 Januari 2015

Perjalanan dengan kereta api

Semenjak MyMas pindah ke Semarang, kami berdua jadi familiar dengan kereta api.
Saya sendiri sebelumnya tidak suka berpergian dengan kereta api. 

Saat masih SMA dulu, saya ingat pernah naik kereta api dari Jakarta ke Jogja waktu liburan berdua dengan kakak saya. Kereta api bisnis waktu itu tempat duduknya berhadap-hadapan, tanpa AC. Masih banyak pegamen, pengemis, dan pegadang yang keluar masuk kereta di setiap stasiun perhentian. Karena itu saya dan kakak bergiliran tidur untuk menjaga barang. Kami pun sudah menyiapkan cukup banyak uang receh untuk meladeni pengamen dan pengemis yang lewat. Kenyamanan kelas bisnis dan ekonomi sepertinya sama saja, tetapi di kelas bisnis sudah menggunakan sistem nomor tempat duduk yang ditetapkan saat membeli tiket.

Saat kuliah, saya hanya satu kali menggunakan kereta untuk perjalanan Jakarta-Jogja. Waktu itu naik kelas eksekutif, kereta malam tiba di Jogja pagi harinya. Waktu itu beli tiket masih manual, titip teman yang pergi ke stasiun buat membelikan tiket. 

Beberapa tahun setelahnya saya tidak pernah naik kereta lagi, sampai di lebaran tahun 2013 pulang balik dari Jogja ke Jakarta naik kereta kelas bisnis bersama adik. Waktu itu jamannya sudah bisa beli tiket kereta secara online atau di Indomaret/Alfamart. Kesan yang didapat waktu itu adalah : Nggak enak banget naik kereta!

Saya dan adik sepakat tidur di kereta sama tidak nyamannya dengan tidur di mobil/travel. Duduk berhadapan dengan orang yang tidak kita kenal bikin nggak nyaman. Dan karena kebiasaan naik travel yang dianter jemput dari rumah ke tujuan, harus menggotong bawaan yang berat itu sangat merepotkan. Belum lagi waktu tiba di Jakarta pagi-pagi buta, jadinya kita terpaksa ngemper dulu di stasiun sambil menunggu pintu gerbang kosan dibuka. Apalagi waktu itu pas arus mudik, jadi stasiun ramai dan kotor, sangat tidak nyaman.

Tetapi belakangan, saya justru menjadikan kereta sebagai pilihan utama untuk berpergian. Apalagi semenjak LDR-an, setidaknya sebulan sekali saya melakukan perjalanan dengan kereta.


1. Kemudahan membeli tiket
Hal pertama yang membuat saya jatuh cinta dengan sistem kereta api sekarang adalah bahwa tiketnya bisa dibeli online atau lewat chanel yang menjadi partner PT. KAI (Kereta Api Indonesia) seperti Indomaret atau Alfamart. Selama ini saya selalu membelinya langsung lewat website PT. KAI dengan keuntungan tidak ada penambahan biaya seperti kalau kita membeli di Indomart (biasanya Rp 7500, tapi kadang berbeda tergantung tujuan/jarak). Sama mudahnya seperti membeli tiket pesawat terbang. Bisa membayar pakai kartu kredit atau internet banking/ATM. Pernah satu kali ibanking saya error, saya tinggal jalan ke Indomaret terdekat dan membayar di kasir dengan menyebutkan kode booking yang saya dapat di email saat pemesanan. Lima menit klik klik klik di komputer atau HP langsung beres beli tiketnya! Nanti cara pembelian tiket kereta secara online ini akan saya jelaskan di post selanjutnya deh.

2. Kenyamanan dan keamanan
Saya kurang tahu persisnya sejak kapan, tapi naik kereta sekarang sudah jauh lebih nyaman karena tidak ada lagi pedagang, pengemis, pengamen yang boleh masuk ke areal stasiun dan paling penting, ke dalam kereta. Aturan ini berlaku untuk semua kelas, dari ekonomi sampai eksekutif. Selain nyaman, tentunya jadi lebih aman, Saat ini, semua kereta sudah dilengkapi AC, termasuk kelas ekonomi sekalipun.Bahkan ada colokannya juga di tiap tempat duduk, jadi nggak kuatir saat baterai HP lowbat.  Kelas ekonomi juga sudah menerapkan sistem penomoran kursi. Jadi, saat membeli tiket (baik di counter atau secara online), bisa sekalian memilih tempat duduk, jadi tidak ada penumpang yang berdiri atau duduk di lorong gerbong. Semua penumpang mendapat tempat duduk. Bagusnya lagi, nama dan nomor KTP yang tertera di tiket harus sama dengan KTP asli yang ditunjukkan saat penumpang kepada petugas di stasiun saat boarding. Jadi terasa lebih aman dan tertib. Meskipun untuk kelas ekonomi masih duduk berhadap-hadapan dgn penumpang lain, setidaknya perasaan sekarang sudah lebih tenang.

3. Kebersihan
Selama perjalanan, beberapa kali petugas akan berjalan di tiap gerbong sambil membawa kantong sampah untuk mengambil sampah-sampah dari penumpang. Mengingat di dalam kereta ada jasa penjualan makanan dan minuman seperti di pesawat, petugas kebersihan penting sekali untuk mengambil bungkus kosong atau piring/gelas bekas makanan/minuman. Di kelas eksekutif, disediakan kantong plastik di setiap kursi jadi nggak ada lagi alasan buat nyampah sembarangan.

4. Ketepatan waktu
Perjalanan menggunakan kereta boleh diadu ketepatan waktunya. Kalaupun terlambat, sebelum keberangkatan bisa dicek di layar yang ada di ruang tunggu. Bisa dilihat status kereta kita, apakah tepat waktu atau terlambat. Sejauh ini, saya belum pernah terlambat yang sangat lama seperti kalau naik pesawat, kalaupun molor dari jadwal paling lama hanya 15 menit. Selain itu semuanya selalu tepat waktu. 

5. Paranoid dengan moda trasportasi yang lain
Saya sadari ketakutan saya dengan moda transportasi lain saat libur Natalan Desember 2014 lalu. Jadi ceritanya, karena saya kehabisan tiket kereta ke Semarang, saya terpaksa naik travel. Padahal dulu saat masih kuliah, saya sering banget naik travel langganan dan menjadi favorit saya untuk berpergian. Tetapi kali ini, saya merasa sangat tidak nyaman, Alasannya banyak, dari macet, supir yang ngebut, dan terutama karena cuaca sedang buruk di musim hujan, saya jadi takut banget karena mobilnya ngebut banget, apalagi kalau lihat supirnya sudah capek. Duh, nyali saya udah nggak sebesar jaman masih muda dulu. Jadinya saat sampai tujuan, saya langsung cancel travel yang sudah saya pesan untuk pulang. Saat itu pilihannya kalau tidak naik kereta ya pesawat. Tapi karena sedang musim hujan, dan lagi-lagi saya agak parno, saya putuskan naik kereta saja. Jadilah saya membeli tiket kereta untuk pulang. Dan kok ya pas lagi di stasiun nunggu kereta ke Jogja saya baca di twitter berita ttg Air Asia yang kecelakaan. :(

Duh, alasan terakhir ini yang sekarang jadi alasan utama saya memilih kereta. Tapi mudah-mudahan dengan berakhirnya musim hujan, parnonya juga jadi hilang ya, hehe. Yang pasti, saya suka banget naik kereta sekarang, kerasa banget perbaikannya dibandingkan dulu. Pelan-pelan sih progressnya, tapi pasti bisa semakin baik lagi kok. Semoga dengan perbaikan yang sudah ada ini dari segi manajemen dan infrastruktur, bisa dijaga bersama-sama dengan kesadaran para penumpangnya juga.

Sandaran kaki di kereta eksekutif waktu ke Sukabumi

Salah satu bagian Stasiun Sukabumi, difoto dari kereta